Senin, 08 Mei 2017

POKOK BAHASAN


SISTEM KOLOID

A.    Pengertian dan Jenis-jenis Koloid

Larutan, koloid dan suspensi adalah pembahasan yang akan di uraikan pada pembahasan berikut ini yang mana, yang akan dijelaskan adalah pengertian larutan, pengertian koloid, pengertian suspensi, tabel sifat dan sistem dispersi, jenis-jenis koloid, tabel fase terdispersi dan fase pendispersi serta lima perbedaan koloid yakni aerosol, sol, emuisi, buih, dan gel.

a)      Larutan
Pengertian larutan adalah sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan antara partikel dispersi dan pendispersi. Larutan bersifat kontinu dan merupakan sistem satu fase (homogen). Ukuran partikel zat terlarut kurang dari 1 nm (1 nm = 10-9 m). Larutan bersifat stabil (tidak memisah) dan tidak dapat disaring. Contohnya larutan gula, larutan garam, larutan cuka, alcohol 70%, spirtus, udara yang bersih, air laut, dan bensin.
b)     Koloid
Pengertian sistem koloid adalah suatu campuran homogen antara 2 zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi) tersebar merata dalam zat lain (medium pendispersi). Koloid ini merupakan sistem dispersi yang terletak diantara suspensi dan larutan. Ukuran partikelnya berkisar antara 1-100 nm. Jadi, koloid tergolong campuran homogen dan merupakan sistem 2 fase. Contohnya susu, santan, jeli, selai dan minyak.
c)       Suspensi
Pengertian suspensi adalah sistem dispersi dengan ukuran partikel relatif besar tersebar merata dalam medium pendispersinya. Suspensi bersifat heterogen dan tidak kontinu, sehingga merupakan sistem 2 fase. Ukuran partikel tersuspensi lebih besar dari 100 nm. Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan. Contohnya air sungai yang keruh, campuran pasir dengan air, campuran terigu dengan air, campuran kopi dengan air dan campuran minyak dengan air.

Tabel sifat dan sistem dispersi
Sifat
Sistem Dispersi
Larutan
Koloid
Suspensi
Bentuk campuran
Homogen, tidak dapat dibedakan
Homogen secara makroskopis, tapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra
Heterogen
Ukuran
<1 nm
1-100 nm
>100 nm
Fase
Terdiri dari 1 fase
Terdiri dari 2 fase
Terdiri dari 2 fase
Kestabilan
Stabil
Umumnya stabil
Tidak stabil
Penyaringan
Tidak dapat disaring
Tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaring ultra
Dapat disaring
Didiamkan
Tidak memisah dan tidak mengendap
Tidak memisah (tahan lama) dan sukar mengendap
Memisah dan mengendap

 

Jenis-jenis Koloid


Koloid dapat di bedakan menjadi 5 macam berdasarkan data pada tabel fase terdispersi dan fase pendispersi dibawah yaitu:
1)      Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat maka disebut aerosol padat. Jika yang terdispersi berupa zat cair maka disebut aerosol cair.
2)      Sol
Sistem koloid dari paertikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari hari maupun dalam industri. Contoh sol yaitu air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis dan cat.
3)      Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut Emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah 2 jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan kedalam 2 bagian, yaitu :
·         emulsi minyak dalam air 
·         emulsi air dalam minyak
Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.
  => Contoh emulsi minyak dalam air
·         santan
·         susu
·         kosmetik pembersih wajah (milk cleanser)
·         lateks
  => Contoh emulsi air dalam minyak
·         mentega
·         mayones
·         minyak bumi
·         minyak ikan.

Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu canpuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil disebut emulsi. 



4)       Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas kedalam zat cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan dalam berbagai proses, misalnya buih sabun pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, dan lain-lain. 

5)      Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contohnya agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat berbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium pendispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak padat.

Dan berdasarkan pada jenis fase terdispersi dan fase pendispersinya, maka koloid dapat dikelompokkan menjadi delapan (8) macam sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini:
Tabel fase terdispersi dan fase pendispersi
Fase Terdispersi
Fase Pendispersi
Nama Koloid
Contoh


Padat
Padat
Sol padat
Kaca berwarna, intan, aloi, gas berwarna, dan paduan logam
Cair
Sol
Cat, kanji, tinta, darah, sol emas, sol belerang, selai dan lem
Gas
Aerosol padat
Asap, debu


Cair
Padat
Emulsi padat
Mentega, keju, mutiara, jeli dan opal
Cair
Emulsi
Susu, santan, minyak ikan, kosmetik pembersih wajah (milk cleanser), mayones, dan minyak bumi
Gas
Aerosol cair
Kabut, awan, dan spray
Gas
Padat
Busa padat
Batu apung, karet busa
Cair
Busa
Busa sabun, krim kocok


17 komentar:

  1. Saya ingin bertanya Bu mengapa pada percobaan sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air jika dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil?
    Terimakasih Bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. baiklah ibu akan mencoba menjawab yaitu karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator)

      Hapus
  2. assalamualikum bu, saya haliza ingin bertnya bagaimana membedakan emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. baiklah ibu akan mencoba menjawab yaitu
      Air dan minyak dapat bercampur membentuk emulsi cair apabila suatu pengemulsi (emulgator) ditambahkan dalam larutan tersebut. Karena kebanyakan emulsi adalah dispersiair dalam mnyak, dan dispersiminyak dalam air, maka zat pengemulsi yang digunakan harus dapat larut dengan baik di dalam air maupun minyak.

      Hapus
  3. Bu saya ingin bertanya, Mengapa ukuran pertikel koloid lebih kecil dibandingkan pertikel-partikel suspense, tetapi lebih besar dibandingkan partikel-partikel larutan . mengapa demikian ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena bisa di tinjau dr ukuran nya Koloid adalah tersebarnya partikel-partikel kecil dengan ukuran 10-7 sampai 10-5 cm. Jika partikel yang lebih besar dari 10-5 cm maka disebut dengan campuran dan jika ukuran partikel lebih kecil dari 10-7 cm maka disebut dengan larutan.

      Hapus
    2. Terimakasih bu, saya sekarang mengerti bu..

      Hapus
  4. saya ingin mencoba menjawab pertanyaan dari liza:
    Emulsi merupakan sebuah sistem tersuspensi yang memiliki dua fase, yakni air dan minyak.Jenis emulsi dibedakan dengan perbedaan fase terdispersi dan pendispersinya. Fase pendispersi adalahfase eksternal yang menjadi komponen utama dalam sebuah sistem suspensi, sementara fase terdispersimerupakan fase yang tersebar dalam fase pendispersi. Pada emulsi minyak dalam air, air menjadi faseeksternal atau fase pendispersi sementara pada emulsi air dalam minyak, minyaklah yang menjadi faseeksternalnya. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui jenis emulsi berdasarkan pengamatan langsungsecara visual, sifat kelarutannya dalam air, uji warna dengan zat pewarna yang larut dalam air sertakapilaritasnya pada kertas. Dari percobaan ini diketahui bahwa margarin merupakan emulsi dengan jenisair dalam minyak serupa dengan lulur mandi. Adapun
    lotion
    , sabun cair, pasta gigi dan santan merupakanemulsi yang fase terdispersinya adalah minyak dalam air. Perbedaan jenis emulsi ini dapat menentukansifat campuran dan sifat bahan yang dapat ditambahkan dalam campuran tersebut.
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih banyak ismi telah menjawab pertanyaan saya , saya sudah cukup mengerti atas jawabannya sehingga saya sudah dapat membedakannya

      Hapus
    2. terimakasih kepada saudari ismi yang telah membantu menjawab pertanyaan dari saudari liza

      Hapus
  5. bu saya sudah sedikit mengerti , saya punya contonya
    Homogenisasi

    Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampurkan serbuk susu skim ke dalam air di dalam mesin homogenisasi sehingga partikel – partikel susu berubah menjadi seukuran partikel koloid. Emulsi obat pada pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi mengunakan mesin homogenisasi., benar tidak bu ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga ingin menambahkan contoh dari homogenisasi bu yaitu:
      1.Campuran antara air dengan sirup.
      2.Campuran antara air dengan susu.
      3.Campuran antara air dengan pasir.

      Hapus
  6. ibu, saya ingin bertanya bu contoh percobaan koloid itu seperti apa ya bu? soalnya saya tertarik dengan materi koloid ini bu. aplikasinya dalam percobaan apa ya bu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ingin mencoba menjawab pertanyaan dari saudari linda :
      Koloid Pelindung
      Koloid pelindung yaitu koloid yang dapat melindungi koloid lain agar tidak mengalami koagulasi.
      Contoh sifat koloid pelindung dimanfaatkan dalam proses :

      Penambahan kasein pada susu,
      Penambahan lesitin pada margarin,
      Penambahan gelatin pada es krim,
      Penambahan minyak silikon pada cat.

      Hapus
    2. terimakasih kepada saudari ismi yang telah membantu menjawab

      Hapus
    3. Baiklah bu saya ingin menambahkan jawaban yang aplikasi koloid dalam kehidupan sehari hari contoh nya seperti yang di bawah ini
      1. Perebusan Telur
      Telur mentah merupakan suatu sistem koloid dengan fase terdispersi berupa protein. Jika telur tersebut direbus akan terjadi koagulasi sehingga telur tersebut menggumpal.
      2. Pembuatan Yoghurt
      Susu dapat diubah menjadi yoghurt melalui fermentasi. Pada fermentasi susu akan terbentuk asam laktat yang menggumpal dan berasa asam.
      3. Pembuatan Tahu
      Pada pembutan tahu dari kedelai, mula-mulai kedelai dihancurkan sehingga terbentuk bubur kedelai (seperti susu). Kemudian, ditambahkan larutan elektrolit, yaitu CaSO4.2H2O yang disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumpal dan membentuk tahu.

      Hapus